↧
WATAK KELAHIRAN SENIN PAHING
↧
WATAK KELAHIRAN JUMAT WAGE
↧
↧
WATAK KELAHIRAN SELASA PON
↧
WATAK KELAHIRAN KAMIS PON
↧
WATAK ORANG LAHIR HARI SENIN
WATAK ORANG LAHIR HARI SENIN | |
---|---|
1 | senin kliwon: memiliki watak nakal pada saat muda,namun tua menjadi baik, watak lainya tenang cara fikir dan tindakanya. |
2 | Senin legi:memiliki watak tenang dalam fikiran dan tindakan.teken bekerja,tidak mudah muluk-muluk dan pendiam. |
3 | Senin pahing:memiliki watak tamak,kemampuan kerja cukup memandai,pekerja keras. |
4 | Senin pon:memiliki watak halus budi dan tutur katanya.pandai mengambil hati,dan pintar mencari rezeki halal. |
5 | Senin wage:memiliki watak baik hati,teguh pada pendapat,kurang pandai dan pemberani. |
kitab pimbon jawa dan tafsir mimpi |
↧
↧
WATAK KELAHIRAN MINGGU PAHING
↧
WATAK KELAHIRAN KAMIS WAGE
↧
WATAK KELAHIRAN RABU KLIWON
↧
WATAK KELAHIRAN RABU PAHING
↧
↧
WATAK KELAHIRAN SELASA KLIWON
↧
WATAK KELAHIRAN SABTU KLIWON
↧
kursus pengobatan terapi listrik gratis
bonus ilmu terapi listrik
↧
Gatot kaca
Gatot Kaca

Gatotkaca, dalam bentuk wayang kulit, hasil karya dari Kaligesing Purworejo,
koleksi Museum Tembi Rumah Budaya (Foto: Sartono)
Gatot kaca
Gatotkaca adalah anak Raden Wrekudara atau Bima, dari istri nomor dua yaitu Dewi Arimbi, adik seorang raja raksasa dari Pringgondani. Pada waktu lahir, Gatotkaca telah menunjukkan keistimewaannya dibandingkan dengan bayi pada umumnya. Keistimewaan tersebut nampak pada tali pusar bayi Gatotkaca. Tali pusar yang menyatukan antara pusar Gatotkaca dan plasenta tersebut tidak dapat dipotong dengan berbagai senjata tajam. Oleh karena hal itu, Wrekudara dan juga kerabat Pandawa merasa prihatin dan berupaya mencari senjata yang dapat memotong tali pusar bayi Gatotkaca.Bersamaan dengan kesulitan yang dihadapi para Pandawa, para Dewa pun berada dalam kesulitan. Pasalnya tempat kahyangan para dewa telah dikepung oleh Prabu Naga Pracona bersama dengan Patih Kala Sekipu dan bala tentara raksasa dari negara Ngembat Keputihan. Tak satu pun diantara para dewa yang dapat mengalahkan dan mengusir Patih Kala Sekipu dan Prabu Naga Pracona. Jika Dewi Gagar Mayang tidak diberikan kepada Prabu Naga Pracona, kahyangan akan dibumi hanguskan.
Mengetahui akan kesaktian bayi Gatotkaca, Batara Guru mengutus Batara Narada mengirim pusaka sakti yang bernama Kuntawijayandanu kepada Arjuna agar dapat digunakan memotong tali pusar bayi Gatotkaca. Tetapi jika nanti tali pusar bayi telah putus, hendaknya Wrekudara dan para kerabat Pandawa merelakan bayi Gatotkaca dibawa ke kahyangan untuk dijadikan jago para dewa dalam menghadapi musuh sakti.
Batara Narada yang turun ke arcapada dengan membawa panah pusaka Kuntawijayandanu yang sedianya akan diberikan kepada Arjuna, ternyata keliru diberikan kepada Suryatmaja. Akibatnya diantara kedua ksatria yang hampir sama wajahnya itu saling berebut pusaka Kuntawijayandanu. Arjuna mendapat ‘warangka’ atau wadahnya, sedangkan Suryatmaja membawa pusakanya. Atas kejadian tersebut Batara Narada memohon maaf kepada Arjuna dan meyakinkan bahwa dengan wadah Kuntawijayandanu, talipusar Gatotkaca dapat dipotong.
Benar apa yang dikatakan Batara Narada, tali pusar Gatotkaca dapat putus dengan warangka Kunta Wijayandanu. Keelokan terjadi, bersamaan dengan putusnya tali pusar Gatotkaca, warangka Kuntawijayandanu hilang musnah, melesak di pusar Gatotkaca.
Selanjutnya, bayi Gatotkaca dibawa ke kahyangan. Namun sebelumnya, Gatotkaca yang masih bayi dimasukan ke kawah Candradimuka agar menjadi satria yang sakti mandraguna. Oleh Batara Guru, Gatotkaca diberi pusaka berupa: Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan alas kaki bernama Terumpah Padakacerma.
Dalam usia yang relatif muda Gatotkaca diwisuda menjadi raja para raksasa di negara Pringgandani yang adalah warisan dari Dewi Arimbi ibunya, dengan gelar Prabu Anom Gatotkaca. Ia beristri tiga orang yakni: Dewi Pergiwa, Dewi Sumpaniwati dan Dewi Suryawati. Dari ketiga istri tersebut Gatotkaca menurunkan tiga anak laki-laki, yakni: Sasikirana, Jayasumpena, dan Suryakaca.
Nama lain Gatotkaca adalah: Tutuka, Purubaya, Arimbiatmaja, Krincingwesi, Guruputra, Surya Narada, Senaputra, Bendarares.
Menurut cerita wayang versi India, Gatotkaca adalah anak seorang Raseksi Hidimbi, oleh karenanya Gatotkaca lahir sebagai bayi yang berparas raksasa dengan kepala gundul. Sangat berbeda dengan cerita wayang di Jawa bahwa Gatotkaca adalah satria gagah tampan berpakaian serba gemerlap.
herjaka HS
↧
↧
Setija
Prabu Setija dalam bentuk wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi museum Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Setija
Setija adalah anak dari Prabu Kresna, raja Dwarawati, yang berpasangan dengan Dewi Pertiwi, seorang bidadari anak Sang Hyang Nagaraja. Setija adalah seorang ksatria gagah, sakti dan tampan. Ia tinggal bersama Dewi Agnyanawati istrinya di kerajaaan Trajutrisna atau sering disebut Kerajaan Surateleng. Setija diangkat menjadi raja oleh para punggawa serta wadyabala negara Trajutrisna yang sebagian besar adalah raksasa, setelah ia berhasil menaklukan Prabu Bomantara raja Trajutrisna sebelumnya.Walaupun Setija adalah seorang raja muda, tampan dan sakti, ia tidak pernah mendapatkan cinta dari seseorang yang seharusnya memberikan cintanya, yaitu Agnyanawati istrinya. Bahkan pada suatu saat, Setija pernah memergoki istrinya sedang memadu kasih dengan Raden Samba adiknya. Pada mulanya Prabu Setija memaafkan perbuatan adiknya terhadap istrinya. Karena sesungguhnya prabu Setija sangat menyayangi Samba adiknya yang amat tampan ini. Namun dikarenakan semakin lama perilaku adiknya dan juga dibarengi dengan perilaku istrinya semakin tidak tahu diri, rasa sayang itu berubah menjadi rasa benci. Harga diri Prabu Setija telah diinjak-injak. Gelombang amarah yang sangat besar telah menggulung prabu Setija, sehingga mata hati menjadi gelap pekat. Wajah rupawan adiknya telah menjelma menjadi sosok iblis menakutkan yang harus segera dilumatkan.
Dalam sekejab ketampanan raden Samba hilang, termasuk juga hilangnya keindahan badannya, dan kemudian disusul dengan hilangnya nyawanya. Raden Samba dibunuh oleh prabu Setija dengan cara di juwing-juwing atau di sebit-sebit.
Kematian raden Samba membuat prabu Kresna murka. Cara Setija dalam menyelesaikan masalah dianggap salah. Menanggapi kemarahan ayahnya, Setija yang dipengaruhi oleh patih Pancatnyanya, menghadapi kemarahan ayahnya dengan kemarahan pula. Sehingga terjadi perang besar antara negara Dwarawati melawan negara Trajutrisna. Perang besar antara bapak melawan anak yang melibatkan dua negara besar disebut perang Gojali Suta.
Dalam peperangan tersebut Kresna berhasil membunuh Setija anaknya atas bantuan dewa dan bantuan Gatutkaca.
Herjaka HS
↧
wayang Sembadra
wayang Sembodro

Sembadra dalam rupa wayang kulit buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi museum Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Sembadra
Sembadra adalah anak Basudewa, raja Mandura, yang berpasangan dengan Dewi Badraini. Sembadra adalah seorang putri yang cantik jelita, kulitnya hitam manis. Oleh karena itu ia juga disebut Dewi Rara Ireng, kakak-kakaknya sering memanggilnya dengan sebutan mrenges yang artinya hitam.Walaupun ia anak seorang raja besar, sejak kecil Sembadra tidak pernah merasakan kehidupan di istana. Karena ia dititipkan di Kademangan Widara Kandang bersama dengan kedua kakaknya yaitu Kakrasana dan Narayana, dan diasuh oleh Demang Antyagopa dan Endang Segopi. Penitipan tersebut dilakukan oleh Prabu Basudewa secara rahasia, demi langkah penyelamatan. Dikarenakan ketiga anak Prabu Basudewa tersebut diincar oleh Raden Kangsadewa untuk dibunuh.
Ketika kakaknya Narayana menjadi raja Dwarawati, Sembadra ikut kakaknya sampai akhirnya dilamar oleh Arjuna. Walau akhirnya Sembadra menjadi istri Arjuna, pada awalnya Kakrasana tidak menyetujui, karena Sembadra akan dijodohkan dengan Burisrawa anak Prabu Salyantaka raja Mandaraka.
Kisah perkawinan Sembadra dengan Arjuna ini terdapat dalam lakon Parta Krama. Parta adalah nama lain dari Arjuna.
Diceritakan bahwa barang siapa yang ingin melamar Sembadra, Baladewa mengajukan syarat-buat yang tidak mudah dipenuhi oleh orang-orang pada umumnya, diantaranya: ‘saka domas bale kencana,’ gamelan lokananta, kereta kencana yang ditarik oleh 144 ekor kuda ‘pancal panggung,’ yakni kuda yang kakinya berwarn putih mulai dari lutut ke bawah, dan kera putih yang dapat menari di atas ‘pecut penjalin tingal’.
Dibantu oleh kerabat Pandawa dan para dewa, Arjuna dapat memenuhi semua syarat yang diajukan oleh Kakrasana. Sembadra adalah sosok wanita yang mendapat wahyu raja dan kelak akan menurunkan raja besar, oleh karenanya ia dijuluki dengan ‘babone ratu.’
Dari perkawinan dengan Arjuna, Sembadra melahirkan seorang anak laki-laki bernama Abimanyu.
Nama lain Sembadra adalah: Dewi Bratajaya (ketika masih muda), Lara Ireng (berkulit hitam manis), Kendeng Retnali (ketika menyamar di Kedemangan Widara Kandang) dan Mrenges (biasa dipanggil oleh kakak-kakaknya).
herjaka HS
↧
Gatotkaca 2
Gatotkaca, dalam bentuk wayang kulit, hasil karya dari Kaligesing Purworejo,
koleksi Museum Tembi Rumah Budaya (Foto: Sartono)
Gatotkaca 2
Sejak bayi, Raden Tetuka atau Raden Gatotkaca telah menunjukkan kelebihannya. Tali pusarnya yang tidak dapat dipotong dengan berbagai macam senjata tajam, kecuali dengan sarung pusaka Kunta Wijayandanu, menandakan bahwa ia bukanlah bayi sembarangan. Ditambah lagi dengan melesaknya sarung pusaka Kunta Wijayandanu ke dalam pusar Gatotkaca dan menyatu dengan tubuhnya, menjadikan bayi Gatotkaca tidak sama dengan bayi pada umumnya. Oleh karenanya ia dipilih menjadi jagonya dewa untuk memerangi musuh sakti yang memporak-porandakan kahyangan.Pada mulanya kedua orang tua dari Gatotkaca yaitu Wrekudara dan Arimbi, tidak memperbolehkan Gatotkaca yang masih bayi dijadikan jago oleh para dewa untuk melawan Patih Sekipu dan Prabu Naga Pracona. Namun setelah dijelaskan oleh Batara Narada bahwa hanya bayi Gatotkaca yang dapat mengalahkan Patih Kala Sekipu dan Prabu Naga Pracona, Wrekudara dan Arimbi memperbolehkan bayi Gatotkaca dibawa di kahyangan.
Sesampainya di kahyangan, Batara Narada langsung menuju Repat Kepanasan, tempat Prabu Naga Pracona dan Patih Sekipu menunggu jawab, boleh atau tidaknya Dewi Gagar Mayang diboyong ke negara Ngembat Keputihan. Kehadiran Batara Narada bersama Gatotkaca mengejutkan mereka. Terlebih ketika diketahuinya bahwa bayi yang dibawa Narada adalah jagonya para dewa, yang harus terlebih dahulu dikalahkan sebelum memboyong Dewi Gagar Mayang.
Ha ha ha, rupanya dewa sudah kehilangan nalar, karena saking takutnya seorang bayi di jadikan jago untuk melawan kami, ledek Prabu Naga Pracona dan Patih Kala Sekipu, beserta bala raksasa. Namun tatkala Kala Sekipu ingin membunuh Gatotkaca dengan sekali gigit, tawa mereka berhenti seketika. Gatotkaca tidak terluka karena gigitan Kala Sekipu. Bahkan ia dapat melepaskan diri dari terkamannya. Kala Sekipu marah, Gatotkaca dibanting hingga pingsan. Narada segera mohon waktu untuk memulihkan tenaga Gatotkaca.
Gatotkaca dipasrahkan kepada empu Anggajali agar ditempa di kawah Candradimuka dengan berbagai macam pusaka kahyangan. Pusaka yang dihujamkan tersebut satu-persatu masuk ke tubuh Gatotkaca, seperti warangka Kunta Wijayandanu yang masuk di pusar Gatotkaca. Dalam sekejab Gatotkaca telah menjelma menjadi anak perkasa yang kebal terhadap berbagai macam senjata tajam.
Patih Kala Sekipu dibuat semakin kesulitan untuk mengalahkan Gatotkaca. Setiap kali Kala Sekipu menghajarnya, Gatotkaca justru bertumbuh menjadi besar. Hingga akhir menjadi manusia dewasa yang perkasa dan sakti mandraguna. Kala Sekipu dan Naga Pracona mati di tangan Gatotkaca.
Sejak peristiwa itu nama Gatotkaca melambung tinggi. Ia dikenal sebagai ksatria muda yang sakti mandraguna, berotot kawat dan bertulang besi. Oleh rakyat Pringgandani yang sebagian besar raksasa, Gatotkaca diangkat menjadi raja.
Tidaklah heran, sebagai anak muda yang sakti dan mempunyai jabatan tertinggi, Gatotkaca ingin memamerkan kesaktian dan kekuatannya. Demi tujuan tersebut Gatotkaca mengumpulkan prajurit dan ksatria untuk melakukan latihan perang di Tegal Kurusetra. Tindakan Gatotkaca tersebut sangat mengejutkan. Karena dilakukan di Tegal Kurusetra, beberapa bulan sebelum perang Baratyuda meletus, tanpa memberi tahu terlebih dahulu kepada pihak Kurawa dan juga pihak Pandawa.
Tindakan Gatotkaca tersebut telah memancing Dursala calon senapati perang dari pihak Kurawa, yang adalah anak Dursasana, mendatangi perkemahan Gatotkaca untuk menantang perang tanding.
Gatotkaca yang adalah jagonya para dewa, sakti mandraguna, otot kawat balung wesi, jatuh terpuruk di kaki Dursala yang mempunyai aji gineng. Gatotkaca merasa malu, dan menyadari bahwa kesaktiannya belum cukup untuk menandingi Dursala. Ia meninggalkan Dursala dan berjanji akan menemuinya kembali untuk mengalahkannya.
herjaka HS
↧
Gatotkaca 3
Figur Wayang Gatot kaca

Gatotkaca, dalam bentuk wayang kulit, hasil karya dari Kaligesing Purworejo,
koleksi Museum Tembi Rumah Budaya (Foto: Sartono)
Gatotkaca
Sejak kekalahannya melawan Dursala, Gatotkaca berguru kepada eyangnya yang bernama Resi Seta, di pertapaan Suhini di gunung Sela Perwata. Untuk mengalahkan aji Gineng yang dimiliki Dursala, Gatotkaca diberi ajian sakti yang bernama Aji Narantaka. Barang siapa terkena ajian ini akan hancur menjadi debu. Ajian ini sesungguhnya merupakan kekuatan alam yang terdiri dari: bumi. api, air dan angin. Siang malam Gatotkaca menjalani laku untuk belajar menggunakan energi bumi yang kuat, energi api yang panas, energi air yang dingin dan energi angin yang ringan. Tahapan demi tahapan, baik lahir maupun batin dijalani oleh Gatotkaca untuk mematangkan Aji Narantaka.Setelah menuntaskan aji Narantaka, Gatotkaca turun gunung dan ingin segera berperang kembali dengan Dursasana yang telah mengalahkannya. Di tengah jalan ia bertemu dengan Dewi Sumpaniwati yang mengungkapkan niatnya agar dirinya dijadikan istri oleh Gatotkaca. Menurut pengakuannya, Dewi Sumpaniwati jatuh hati kepada Gatotkaca sejak ia bermimpi memadu-kasih dengannya. Permohonan Dewi Sumpaniwati ditolak. Saat ini fokus utama tidak pada wanita, melainkan kepada Dursala. Namun Sumpaniwati tidak mau menarik niat, ia bersikeras untuk diperistri Gatotkaca.
Gatotkaca marah, dengan nada tinggi ia berkata bahwa dirinya mau memperistri Sumpaniwati asalkan ia kuat menghadapi Aji Narantaka. Pada saat itu Dewi Wilutama masuk ke diri Sumpaniwati sehingga ia kuat menerima aji Narantaka. Semula, ketika pertamakali berjumpa sesungguhnya Gatotkaca mengakui kecantikan Sumpaniwati, hanya saja ia sengaja menolaknya karena ada hal yang lebih mendesak untuk dilakukan terlebih dahulu, yaitu mengalahkan Dursala. Namun dikarena kesaktiannya Sumpaniwati yang kuat menerima aji Narantaka, Gatotkaca berubah pikiran. Dengan serta merta dipondongnya Dewi Sempaniwati yang sintal untuk kemudian dijadikannya istri.
Resi Sumpanajati menyetujui putri tunggal diambil istri oleh Raden Gatotkaca. Demikian pula Batara Kresna menyetujui perkawinan tersebut. Oleh Batara Kresna nama Dewi Sumpaniwati diganti dengan nama Dewi Galawati, karena perkawinan ini terlaksana setelah Dewi Sumpaniwati di ’gala’ dengan Aji Narantaka.
Setelah semuanya selesai, Gatotkaca menuju Tegal Kurusetra untuk menantang Dursala berperang tanding. Walaupun pada akhirnya Dursala dapat dihancurkan dengan aji Narantaka, perang tanding itu cukup memakan waktu lama, keduanya menunjukkan kesaktiannya dengan mengeluarkan jurus-jurus andalan.
Gatotkaca dicatat sebagai pahlawan bangsa, karena pengorbanannya dalam membela negara. Sifat kepahlawannannya nampak menonjol ketika terjadi perang Baratayuda. Walau disadari bahwa di dalam tubuhnya telah bersarang warangka pusaka Kuntawijayandanu, Gatotkaca dengan gagah berani menghadapi Adipati Karno.
Pada saat senjata pamungkas yang adalah Kuntawijayandanu dibidikkan dan mengancam Padepokan Randu Watangan tempat Puntadewa dan para pepunden berada, Gatotkaca terbang secepat kilat membendung serangan itu. Secepat kilat pula Kuntawijayandanu masuk kesarungnya, kembali ke wadahnya melalui pusar Gatotkaca, dan menjadi satu dengan raga Gatotkaca.
Hari kesepuluh sesudah perang Baratayuda berlangsung, Gatotkaca gugur di medan laga ditembus panah Kuntawijayandanu dan jatuh menimpa kereta Adipati Karno. Kematian Gatotkaca disatu sisi telah menyelamatkan Puntadewa namun disisi lain telah membawa banyak korban di pihak Kurawa, Awangga dan juga Pringgandani.
Kelak dikemudian hari sifat kapahlawanan Gatotkaca diwarisi oleh Jayasumpena, anaknya hasil perkawinannya dengan Dewi Galawati.
herjaka HS
↧
↧
Kala Bendana
Figur WayangKala Bendana

Tokoh Kala Bendana digambarkan pada wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi museum Tembi Rumah Budaya. (foto: Sartono)
Kala Bendana
Tokoh yang satu ini erat hubungannya dengan ketokohan Gatotkaca. Kala Bendana termasuk bangsa raksasa dari kerabat bangsawan keraton Pringgandani. Ia adalah saudara bungsu dari Dewi Arimbi ibu Gatotkaca. Sehingga ia adalah paman Gatotkaca. Secara fisik Kala Bendana tidak sempurna, tubuhnya kerdil, tangannya cacat dan bicaranya cedal tidak jelas. Namun ada sesuatu yang sangat bernilai melekat pada dirinya yaitu, jujur dan berani mempertahankan kejujurannya, walau sampai harus mengorbankan nyawanya.Sesuai dengan kapasitasnya, Kala Bendana berpikir dan bertindak dengan cara yang sederharna. Dalam pergaulannya dengan saudara dan sesamanya, Kala Bendana selalu menginginkan ketentraman dan kedamaian. Sikap tersebut nampak jelas saat terjadi pertentangan diantara saudara-saudara perihal pengangkatkan Gatotkaca sebagai raja muda Pringgandani, Kala Bendana bertindak sebagai penengah. Kepada Gatotkaca keponakannya, Kala Bendana menaruh cinta yang tulus. Ia dengan setia menempatkan diri sebagai pamomong.
Seperti juga yang dialami oleh kebanyakan pejuang nilai-nilai kejujuran, Kala Bendana mengalami nasib tragis dalam upaya mempertahankan sebuah nilai kejujuran. Kisahnya adalah ketika Kala Bendana mengikuti Gatotkaca dan Abimanyu yang disarankan oleh Batara Kresna untuk mengunjungi Dewi Utari di Negara Wirata. Pertemuan Abimahyu dan Dewi Utari ini merupakan sekenario besar yang disusun Batara Kresna, menyangkut keberadaan wahyu raja. Dasar berpijaknya adalah prediksi masa depan. Batara Kresna mengetahui bahwa jika Abimanyu mengawini Utari, ia akan menurunkan raja besar, yang nantinya akan menduduki Negara Hastina. Oleh karenanya ia menginginkan Abimanyu mengambil istri Dewi Utari anak Prabu Matswapati raja Wirata, yang adalah ‘babone ratu’
Gayung pun bersambut, dalam perjumpaan yang diatur itu, Abimanyu dan Utari saling jatuh cinta. Mereka berjanji akan melanjutkan percintaan ini ke pelaminan. Namun sebelum melangkah lebih jauh Utari bertanya kepada Abimanyu, apakah dirinya belum mempunyai istri? Abimanyu menjawab belum. Pada hal sesungguhnya Abimanyu sudah mempunyai istri Dewi Siti Sundari. Hal itulah yang kemudian dikatakan yang senyatanya oleh Kala Bendana, bahwa Abimanyu telah berbohong kepada Utari.
Gatotkaca yang kala itu mendampingi Abimanyu memperingatkan kepada Kala Bendana untuk diam, tidak usah ikut campur dalam urusan ini. Kala Bendana tidak takut atas peringatan Gatotkaca. Ia tetap mengatakan bahwa Abimanyu sudah mempunyai istri namanya Dewi Siti Sundari, anak Batara Kresna. Gatotkaca yang ditugaskan oleh Batara Kresna mengawal menjaga dan mensukseskan recana tersebut kawatir bahwasannya rencana tersebut akan gagal, gara-gara kejujuran Kala Bendana. Oleh karenanya, sebelum Utari mempercayainya, Kala Bendana diseret ke luar untuk diamankan.
Namun entah apa yang terjadi. Apakah ketika Gatotkaca tidak lagi dapat menahan amarah, ajian-ajian sakti yang ada di tubuhnya keluar dengan sendirinya. Seperti misalnya aji Ismu Gunting, yang dapat memutus leher lawan hanya dengan tangannya. Atau aji Narantaka yang dapat menghancurkan lawan hingga jadi debu. Pada kenyataannya Kala Bendana mati di tangan Gatotkaca.
Di awal tulisan ini telah disinggung bahwa ketokohan Gatotkaca erat hubungannya dengan ketokohan Kala Bendana. Keduanya sama-sama menjadi pahlawan. Kala Bendana gugur membela nilai kejujuran, sedangkan Gatotkaca gugur membela Negara. Namun ironisnya kepahlawanan Gatotkaca justru tercoreng karena kejujuran Kala Bendana. Kejujuran yang seharusnya dibela oleh seorang pahlawan, termasuk jujur untuk gelar kepahlawannannya.
herjaka HS
↧
Utari
Figur Wayang Utari

Dewi Utari, (tanpa samir) dalam bentuk wayang kulit purwa,
koleksi museum Tembi Rumah Budaya,
buatan Kaligesing Purworejo (foto: Sartono)
Utari
Dewi Utari adalah putri bungsu dari empat bersaudara, anak pasangan Prabu Matswapati atau Prabu Durgandana, raja negara Wirata dengan permaisuri Dewi Rekatawati, putri angkat Resi Palasara dengan Dewi Durgandini. Ke tiga kakak Dewi Utari adalah Raden Seta, Raden Utara dan Raden Wratsangka.Dewi Utari disebut sebagai ‘babone ratu’ yaitu yang menjadi induk dari ratu. Hal tersebut dikarenakan ia mendapatkan anugrah Wahyu Hidayat, yang menandai bahwa dirinya kelak akan menurunkan raja besar. Oleh karenanya Kresna yang mengetahui hal itu menginginkan agar Abimanyu, yang akan menurunkan raja dikarenakan mendapatkan anugerah Wahyu Cakraningrat memperistri Utari. Dengan demikian antara Wahyu Cakraningrat dan Wahyu Hidayat akan menyatu di dalam keturunan Abimanyu dan Utari.
Jika pun ada yang mengabarkan bahwa perkawinan antara Abimanyu dan Utari melalui sayembara ‘Pondong,’ tentunya hal tersebut hanyalah sebagai cara untuk mengesahkan perkawinan diantara keduanya. Karena wahyu Hidayat itulah, tidak ada laki-laki yang kuat memondong Utari, kecuali laki-laki yang mendapatkan Wahyu Cakraningrat, yaitu Abimanyu. Walaupun sesungguhnya Abimanyu sudah beristri Siti Sendari, para sesepuh yang berpengaruh yaitu Prabu Kresna dan Prabu Matswapati menyetujui dan mengesahkan perkawinan antara Abimanyu dan Utari.
Namun bukan berarti perkawinan Abimanyu dan Utari yang telah diberi restu tersebut berlangsung lancar. Ada dua prahara yang mengiring perkawinan keduanya, yaitu gugurnya Kala Bendana dan dan sumpah Abimanyu. Kala Bendana gugur di tangan Gatotkaca keponakannya dalam upaya menegakkan kejujuran karena mengatakan hal yang sejujurnya bahwa Abimanyu telah beristri Dewi Siti Sundari. Sedangkang Sumpah Abimanyu merupakan penyangkalan dari apa yang dikatakan Kala Bendana di hadapan Dewi Utari yang menyatakan bahwa dirinya belum berisitri. Aku bersumpah jika aku sudah beristri, kelak dalam perang Baratayuda aku akan gugur dengan seribu luka. Demikian sumpah Abimanyu.
Dewi Utari adalah seorang putri yang cantik jelita, dan dikasihi dewa. Ia berperangai lembut dan berwatak halus, berwibawa dan setia berbakti. Hasil pernikahan Utari dengan Abimanyu, lahirlah seorang anak laki-laki dan diberi nama Parikessit. Seperti telah diramalkan para cerdik pandai, Parikesit menjadi raja besar di Hastiapura.
Herjaka HS
↧
Matswapati
Figur Wayang Matswapati

Matswapati dalam bentuk wayang kulit,
koleksi museum Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Matswapati
Di wilayah yang terletak di sebelah timur negara Dwarawati dan si sebelah selatan negara Mandura, Raden Srinada membuka hutan dan kemudian membangun sebuah kerajaan yang diberi nama Wirata. Selanjutnya Raden Srinada memerintah kerajaan tersebut dengan gelar Prabu Basurata. Setelah lanjut usia tahta negara Wirata diwariskan kepada salah satu anaknya yang bernama Prabu Basukesti. Selanjutnya, dari tangan Prabu Basukesti, tahta Wirata diwariskan kepada Raden Durgandana yang setelah naik tahta bergelar Prabu Matswapati.Di bawah masa pemerintahan Prabu Matswapati inilah negara Wirata mencapai jaman keemasan. Dikenal diseluru penjuru dunia, disegani oleh lawan maupun kawan. Hal tersebut tidak lepas dari dukungan seluruh kawula Wirata dan peran ketiga putra raja yang menjadi beteng negara Wirata yatiu Raden Seta, Raden Utara dan Raden Wratsangka.
Prabu Matwapati banyak membantu Pandawa Lima yang teridi dari Yudistira, Bimasena, Harjuna, Pinten dan Tangsen, pada waktu mereka membuka hutan untuk mendirikan keraton. Juga pada masa Yudistira dan kelima saudaranya dalam pembuangan.
Bagi Pandawa, Prabu Matswapati adalah dewa penolong, yang telah mengangkat Pandawa dari dalam keterpurukan. Demikian pula sebaliknya, bagi Prabu Matswapati, Pandawa adalah dewa penyelamat, yang telah menyelamatkan negara dan dirinya dari kehancuran dan kematian, ketika negara Wirata diserbu oleh prajurit gabungan dari negara Trigata dan Negara Hastina yang dipimpin oleh Prabu Susarma. Bima yang pada waktu itu menyamar sebagai jagal di Wirata dan Harjuna yang menyamar sebagai guru tari, berhasil membebaskan Prabu Matswapati yang telah ditawan, dan mengundurkan musuh.
Pada peristiwa paling berdarah sepanjang sejarah negara Wirata, yang dikenang dengan sebutan Geger Wirata tersebut, Prabu Matswapati mengira bahwa yang berhasil merebut dirinya dari tangan musuh dan mencerai-beraikan pasukan lawan adalah ketiga anaknya. Maka ketika mengetahui dengan senyatanya bahwa yang menolong dirinya adalah Bima dan Harjuna, ada perasaan bersalah dan beban dosa di hati Prabu Matswapati karena tidak mengenali ksatria utama yang telah bergabung setahun lalu, sebagai pembantu berderajat rendah di Negara Wirata.
Semenjak peristiwa tersebut kedekatan hubungan antara Prabu Matswapati dan Pandawa melebihi saudara. Diantara mereka merasa saling berhutang budi. Oleh karenanya ketika perang Baratayuda pecah, Prabu Matswapati beserta seluruh prajuritnya secara resmi menyatakan bergabung dengan Pandawa. Bahkan Prabu Matswapati, Seta, Utara dan Wratsangka bersedia sebagai ‘tawur perang’ korban perang untuk yang pertama kali.
Prabu Matswapati menikah dengan Dewi Rekatawati dan mempunyai empat anak yaitu: Raden Seta, Raden Utara, Raden Wratsangka dan Dewi Utari..
herjaka HS
↧